Senin, 28 Desember 2009

Manuk Nom, Camilan Raja-Raja

Eka Septia - detikFood

Jakarta - Meskipun namanya 'manuk nom' namun tak ada hubungannya dengan hidangan berbau burung ataupun ayam. Hidangan ini justru unik. Rasanya manis lembut membelai lidah. Makanan ini biasa dijadikan santapan bagi para raja. Dimana bisa ditemui? 'Manuk Nom' dalam bahasa Indonesia berarti burung muda. Tapi hidangan legendaris ini tak ada hubungannya dengan burung ataupun unggas lainnya. Manuk Nom adalah salah satu hidangan penutup yang sangat digemari oleh raja-raja di kraton Jogja. Manuk Nom ini sebenarnya adalah puding kukus yang terbuat dari tape ketan. Ada juga yang menyebutnya sebagai puding tape ketan hijau. Selain tape ketan, bahan lainnya adalah telur, susu dan tak ketinggalan daun pandan untuk membuat aroma puding semakin harum wangi.
Rasanya tentu saja legit manis membelai lidah karena campuran susu nya. Yang membuatnya semakin unik adalah cara makannya. Puding ketan hijau ini disantap bersama dengan emping. Yak, emping goreng ini memberikan sensasi kres..kres.. renyah dan juga gurih tapi tetap enak disantap dengan rasa puding yang manis dan legit.
Menurut sejarahnya, manuk nom atau puding tape ketan hijau ini adalah menu khas katon Mataram. Hidangan ini sangat disukai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII dan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Manuk Nom ini bisa disantap sebagai menu pembuka ataupun penutup yang lezat! Kalau ingin mencicipi manuk nom ini memang sedikt sulit. Dulu menu ini hanya disajikan untuk raja-raja saja. Tapi kini manuk nom bisa Anda nikmati di salah resto dekat dengan Kraton tepatnya di kawasan Rotowijayan. Yak, Gadri Resto namanya. Resto yang dikelola oleh GBPH Joyokusumo, adik Sri Sultan Hamengkubuwono X ini menyediakan menu raja-raja dan tak ketinggalan manuk nom ini.
Di salah satu angkringan di kawasan Pendopo Ndalem Pakuningratan yang berlokasi di Jalan Polowijan, tepatnya di tengah kawasan wisata Tamansari, Keraton Yogyakarta ada angkringan yang bernama Angkringan JAC yang menyediakan manuk nom. Konon katanya yang menyajikan menu ini adalah salah satu abdi dalem keraton JOgja. Jadi soal rasa tetap sama dengan yang disajikan untuk para raja-raja tersebut.



0 komentar:

Posting Komentar